Rabu, 04 Januari 2012

Kelas Metrologi Meter Air (ISO 4064-1993)

Tidak hanya anak SD, SMP atau SMA yang memiliki kelas. Sebuah meter air juga memiliki kelas dalam kaitannya sebagai alat ukur, kelas meter air dibedakan berdasarkan sensitivitasnya yaitu kelas A, B, C dan D. Kelas B lebih baik daripada kelas A, kelas C lebih baik dari kelas B dan seterusnya. Namun penggunaan kelas meter air di dunia Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) hanya terbatas pada kelas B dan kelas C.


 Definisi kelas metrologi:
  • Debit maksimum (Qmax) adalah debit terbesar (maksimum) yang dapat berlangsung pada meter air selama periode tertentu tanpa mengalami kerusakan.
  • Debit nominal (Qn) adalah debit acuan (nominal) tingkat kemampuan ukur meter air.
  • Debit transisi (Qt) adalah debit yang merupakan batas antara zone terendah dan zone tertinggi dalam batas lingkup beban aliran. Dan pada aliran ini terjadi perubahan (transisi) batas kesalahan maksimal yang diizinkan, yaitu dari +/- 5% ke +/- 2%.
  • Debit minimum (Qmin) adalah debit terkecil (minimum) yang harus dipenuhi meter air dalam batas kesalahan maksimum yang diizinkan.
  • Starting flow  adalah debit terkecil yang diperlukan untuk mulai menggerakkan angka meter (semakin kecil semakin baik
Jenis-jenis meter air yang umumnya dijumpai dipasaran adalah jenis multijet, single jet dan volumetric. Ketiga jenis meter air ini memiliki cara kerja yang berbeda sehingga menghasilkan keuntungan dan kerugian yang sifatnya variatif.

Jenis meter berdasarkan kelasnya.
  
Prinsip kerja:

Tipe Multijet
Meter dengan tipe ini bekerja berdasarkan multiple port (lubang) disekitar measuring chamber untuk menghasilkan pancaran air yang berlawanan dengan impeler yang berbanding lurus dengan kecepatan aliran air yang melewati chamber. Magnet dan roda gigi mengubah jumlah putaran menjadi volume yang ditampilkan dalam display register.
Meter jenis ini memiliki kelebihan diantaranya cenderung stabil pada perubahan tekanan, resistan terhadap kotoran, beberapa merk meter memiliki nilai daya magnet > 2500 gauss. Disamping itu meter ini juga memiliki kekurangan yaitu recordless pada aliran rendah. Namun demikian meter ini masih menjadi meter favorit karena lebih ekonomis dibandingkan meter kelas C.



Tipe Singlejet

Single jet hanya memiliki satu lubang input dengan konstruksi dalam meter dibuat sedemikian rupa hingga air yang masuk hanya mengenai satu sisi impeller saja demikian dengan lubang keluarnya. Meter ini mampu me-record aliran dibawah 15 l/h sehingga cocok untuk wilayah yang bertekanan rendah (dibawah 0.3 atm) . Namun memiliki harga relatif lebih mahal dibandingkan dengan meter kelas B. Meter dengan bundling singlejet ini sangat sensitive terhadap kotoran sehingga lebih cocok dipasang di PDAM yang memiliki kualitas air bersih.











Single-Jet Meter
Tipe Volumetric

Meter jenis ini bekerja berdasarkan bucket yang berputar apabila dialiri air. Air akan masuk dari lubang input dan memenuhi bucket yang akan segara berputar dan menyalurkan pada ruang dibalik bucket melalui sebuah saringan. Pergerakan dari bucket ini menggerakan mekanik yang terhubung pada angka register.
Meter ini mampu mengukur aliran sangat rendah namun sangat sensitif terhadap kotoran terutama endapan berpasir. Endapan pasir tersebut akan membuat meter menjadi stag (mati). Salah satu usaha penangannya adalah melalui backwash sehingga kotoran terlepas keluar. Meter ini sangat cocok dipasang di PDAM dengan kualitas air siap minum.




nah bgmn?! dagh mulai paham khan dengan meter air.....
tunggu episode selanjutnya y....